Latar Belakang
Agama paling awal didasarkan pada alam dan terkait dengan komunitas kecil. Dewa masyarakat Timur Tengah adalah dewa keluarga, suku, desa, dan kota. Politeisme berkembang menuju monoteisme. Dewa kerajaan, dewa masyarakat dominan, dan dewa penakluk, pelancong, dan pedagang yang aktivitasnya tidak dibatasi oleh satu wilayah pun datang untuk disembah di wilayah ini. Mithraisme, misalnya, adalah agama pagan yang menyatukan tentara dan pejabat dari semua ras di seluruh Kekaisaran Romawi, menyediakan tempat seragam untuk pemujaan dewa tertinggi.
Konsep universalitas dewa-dewa besar berkembang menjadi keyakinan pada satu dewa, yang merupakan dewa seluruh alam semesta dan seluruh umat manusia. Keesaan Tuhan dikhotbahkan oleh para nabi Israel kuno dan, pada abad ketujuh SM, oleh nabi Zoroaster dari Iran. Agama Kristen, dan kemudian Islam, juga akan mengajarkan keesaan Tuhan, universalitas pengaruhnya, dan kewajiban seluruh umat manusia untuk mengakui kemuliaan-Nya.
Peradaban Timur Tengah kuno yang paling awal dan paling mendasar — Sumeria — telah lenyap tanpa referensi dalam literatur dunia. Sumerologi sekarang menjadi bidang yang penting untuk diteliti ulang. Studi Alkitab telah direvolusi oleh prasasti dan peninggalan bentuk lainnya (1400–1200 SM) yang ditemukan dari tahun 1929 hingga berlanjut sampai sekarang di wilayah Ugarit. Namun pada akhirnya menjadi sangat sulit untuk mengikuti perkembangan materi yang terus berkembang, serta sangat sedikit sarjana saat ini yang merasa cukup menguasai asal usulnya.
Konsep Kuno Mengenai Agama di Timur Tengah
Konsep Sakral dan Mitos
Semua orang Timur Tengah kuno melihat dewa dalam seluruh aspek kehidupan dan alam. Segala sesuatu di bumi dianggap sebagai refleks dari alam ilahi, seperti dalam deskripsi Alkitab tentang penciptaan manusia "menurut gambar Allah"; Tuhan dipandang sebagai realitas primer alam semesta, dan manusia dipandang sebagai cerminan dari realitas itu. Orang Timur Tengah kuno percaya bahwa alam semesta dihasilkan dari penyuntikan keteraturan (kosmos) ke dalam materi atau makhluk primordial yang kacau, diikuti oleh tindakan penciptaan ilahi.
Mitos dikembangkan untuk menjelaskan kosmos. Bagaimana para dewa menciptakan langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia? Apa asal mula manusia? Proses ilahi apa yang bertanggung jawab atas kemakmuran atau kegagalan? Untuk menjelaskan pertanyaan dasar tersebut, mitos etiologis, mitos asal usul atau sebab akibat, dikembangkan. Misalnya, ketertarikan antara pria dan wanita, perkawinan, dijelaskan oleh mitos bahwa pria purba adalah satu makhluk, kemudian dibagi menjadi dua bagian, pria dan wanita, yang tertarik satu sama lain untuk mendapatkan kembali kesatuan aslinya.
Pandangan Manusia, Nilai Dasar, dan Praktik Keagamaan
Dalam pandangan dunia Timur Tengah kuno, dewa bisa menjadi fana, dan manusia bisa menjadi dewa. Manusia diciptakan untuk melayani para dewa, dan dia melakukannya dengan harapan para dewa menghargainya. Para dewa membutuhkan makanan dan minuman dan bergantung pada manusia untuk menyediakannya. Meskipun dewa bergantung pada manusia, manusia juga bergantung pada dewa. Oleh karena itu, layanan kepada dewa harus selalu dijaga untuk kesejahteraan masyarkat kuno.
Kehidupan yang baik adalah hidup sesuai dengan aturan tuhannya. Dalam ranah etika dan moral. Faktor terpenting dalam sistem itu adalah “keadilan sosial,” dimana yang lemah selalu dilindungi dalam benturan kepentingan dengan yang kuat. Dalam agama Mesir kuno (sekarang diikuti oleh Yudaisme, Kristen, dan Islam), konsep kehidupan akhirat yang bahagia yang bergantung pada catatan etika dan moral seseorang di dunia.
Soal praktek keagamaan, masyarakat kuno beranggapan bahwa kesuburan pertanian, hewan yang dapat dimakan, dan populasi manusia merupakan faktor terpenting dalam kehidupan dan agama di Timur Tengah waktu itu. Bentuk-bentuk upacara kesuburan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, tergantung pada iklim dan letak geografi. Misalhnya di Mesir kuno, musim pertanian dibagi menjadi tiga, genangan, menabur, dan panen. Sebuah teks dari periode Ptolemeus (abad ke-4 hingga ke-1 SM), mencatat peristiwa-peristiwa pada zaman Piramida. Prasasti tersebut menceritakan tentang tujuh tahun masa paceklik pada masa pemerintahan Djoser (dinasti ke-3; yaitu, sekitar tahun 2650-±2575 SM). Firaun memohon kepada para dewa agar Sungai Nil kembali mengalir. Kemudian dewa mengabulkannya namun dengan syarat agar kembali taat pada penyembahan kepadanya.
Agama Samawi
Timur Tengah saat ini dianggap sebagian besar "Islam" karena mayoritas penduduknya Muslim di kawasan itu, tetapi sejumlah besar non-Muslim tinggal di sana, dan pengaruh pra-Islam tetap signifikan. Meskipun dianggap sebagai wilayah Islam, Gereja Kristen Ortodoks Timur adalah bagian penting dari wilayah tersebut, misalnya. Asal-usulnya berakar pada komunitas berbahasa Yunani di Mediterania Timur. Perpisahan mereka dari Roma, yang sekarang dikenal sebagai Skisma Besar, kemungkinan besar terkait dengan perbedaan bahasa dan budaya serta perbedaan teologis antara para uskup di Mediterania Timur dan Mediterania Barat.
Agama monoteistik dari Yudaisme, Kristen dan Islam, kadang-kadang disebut sebagai "Agama Ibrahim" karena warisan bersama mereka yang berasal dari Ibrahim. Di dalam agama-agama tersebut terdapat banyak sub-kategori, selain tradisi agama daerah yang datang sebelum Ibrahim, seperti Zoroastrianisme. Pendirinya, Zoroaster, lahir di tempat yang sekarang disebut Afghanistan, dan iman berlanjut di antara sejumlah kecil penganutnya di Iran, India, dan bagian lain dunia.
Yahudi
Yudaisme adalah agama monoteistik yang muncul di Mediterania bagian timur pada milenium kedua SM. Abraham secara tradisional dianggap sebagai orang Yahudi pertama dan telah membuat perjanjian dengan Tuhan. Meskipun selalu ada komunitas kecil orang Yahudi di Palestina yang bersejarah, pada tahun 73 M, Kekaisaran Romawi membubarkan orang Yahudi setelah pemberontakan melawan otoritas Romawi. Kebanyakan orang Yahudi kemudian tinggal di Diaspora, sebagai minoritas di komunitas mereka, hingga berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Ketika orang Yahudi dari seluruh dunia datang untuk menetap di Israel modern, mereka menemukan bahwa berbagai subkultur telah berkembang di berbagai daerah dengan sejarah, bahasa, praktik keagamaan, adat istiadat, dan masakan yang berbeda.

Yahudi modern terdiri dari beberapa aliran dan madzhab. Yahudi Rabbanik adalah mazhab utama agama Yahudi semenjak abad ke-6 tarikh masehi. Munculnya gerakan pencerahan Yahudi pada akhir abad ke-18 mengakibatkan umat Yahudi Azkenazi (Yahudi Dunia Barat) terpecah belah menjadi sejumlah mazhab. Mazhab Rabbanik ini terbagi menjadi 3 mazhab lagi, yaitu Yahudi Ortodoks, Yahudi Haredi, Yahudi Hasidi, Yahudi Konservatif, dan Yahudi Progresif atau pembaharuan. Kemudian terdapat juga komunitas Yahudi Sephardic dengan garis keturunan Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal), ada juga Yahudi Mizrahi yang berasal dari timur dan terkadang disebut juga Yahudi Oriental. Kemudian Yahudi Karayi dan Samiri yang bermukim di sekitar Gunung Gerizim di Tepi Barat, dan di Holon. Umat Samiri mengaku sebagai keturunan rakyat Kerajaan Israel. Dan terakhir terdapat komunitas Yahudi Ethiopia yang dikenal sebagai Yahudi Haymanot.
Secara keseluruhan, Orang Yahudi percaya pada satu tuhan dan para nabinya, dengan penghormatan khusus kepada Musa sebagai nabi yang diberi hukum oleh Tuhan. Hukum Yahudi diwujudkan dalam Taurat yang juga dikenal sebagai Pentateuch serta Talmud, kumpulan tafsir tentang Taurat yang diselesaikan pada abad kelima M.
Kristen
Awal Kekristenan di Timur Tengah dimulai dari Yerusalem di antara bangsa Semit dari Yehuda (Yordania, Palestina, dan Israel modern) yang berbahasa Aramaik Yahudi. Penyebarannya berlangsung cepat, awalnya ke bangsa Semit yang lain, di Asiria dan Mesopotamia (Irak modern) dalam pemerintahan Parthia, Suriah (Aram kuno) dalam pemerintahan Romawi, Fenisia (Lebanon modern), sisi selatan dan timur Asia Kecil (Turki modern), serta sisi barat laut Persia (Iran modern) dan Malta. Dari wilayah-wilayah tersebut menyebar ke Yunani, Armenia, Mesir, Georgia, wilayah Kaukasus dan masuk ke Balkan, India, Afrika Utara, Roma, Ethiopia, Nubia (Sudan modern), Arabia, serta akhirnya Eropa selatan dan barat.
Umat Kristen di Timur Tengah saat ini termasuk Koptik, Maronit, Ortodoks Rusia, Ortodoks Yunani, Katolik Roma, Ortodoks Armenia, Katolik Armenia, Asyur, dan Protestan. Kelompok-kelompok ini memiliki bahasa liturgi, ritual, dan adat istiadat yang berbeda, dan pemimpin berbeda yang mengarahkan keyakinan mereka. Misalnya saja umat Kristen Koptik Mesir merayakan Natal sekaligus mengakhiri puasa selama 43 hari yang mereka jalani yang bertepatan pada tanggal 7 Januari. Perbedaan dengan umat Kristen lainnya yang merayakan natal tanggal 25 desember karena disebabkan penggunaan kalender yang berbeda. Gereja barat (Katholik) menggunakan kalender Gregorian, sedangkan menggunakan kalender Julian (Kaisar Julius 46 SM).

Terdapat juga perayaan besar yang diperingati sekali setiap tahunnya, yaitu perayaan api kudu. Ribuan umat Kristen menghadiri upacara Api Kudus Paskah pada hari Sabtu di Gereja Makam Suci di Yerusalem dan menyalakan lilin mereka dengan api suci dari apa yang diyakini sebagai makam Yesus. Tiap tahun, umat Ortodoks bisa bernapas lega karena hari kiamat lagi-lagi ditunda — setidaknya selama 12 bulan ke depan. Berdasarkan kepercayaan umum Ortodoks, hari kiamat akan tiba jika Api Suci di Yerusalem tidak turun pada Minggu Paskah. Seandainya api itu turun, umat manusia akan mendapat setidaknya satu tahun tambahan hingga Paskah selanjutnya. Saat ini, para pendeta dari Patriarkat Yerusalem, Gereja Apostolik Armenia, Gerja Koptik, dan Gereja Suriah berpartisipasi dalam turunnya Api Suci. Pendeta Katolik pernah berpartisipasi dalam perayaan ini hingga abad ke-12 (setelah itu Tentara Salib diasingkan dari Yerusalem).
Islam
Islam muncul pada awal abad ketujuh di komunitas gurun Mekah yang menetap (sekarang Arab Saudi). Islam berkembang di wilayah yang telah dikuasai oleh Kekaisaran Bizantium (sebagian besar berbahasa Yunani dan Kristen Ortodoks, tetapi dengan populasi yang beragam) dan Kekaisaran Sassania (secara resmi berbahasa Zoroaster dan Persia, tetapi juga beragam). Pada pertengahan abad kedelapan, Islam telah menyebar ke barat ke Afrika Utara dan Eropa, dan timur ke Asia Tengah. Selama berabad-abad, Islam terus berkembang di sub-Sahara Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Ketika Islam berkembang, masyarakat Islam baru mengadaptasi dan mensintesiskan banyak kebiasaan yang mereka temui. Akibatnya, Muslim di berbagai belahan dunia menciptakan beragam tradisi budaya bagi diri mereka sendiri. Oleh karena itu, muncul berbagai komunitas, aliran dan mazhab yang beragam. Komunitas dalam Islam terdiri dari Sunni, Syiah, Alawi, dan Alevisme.
Sunni adalah aliran Islam terbesar dan mendominasi sebagian besar negara di Timur Tengah. Sedangkan Syiah modern telah dibagi menjadi tiga kelompok utama: Syiah Dua Belas Imam (Ja’fari), Syiah Tujuh Imam (Ismaili) and Syiah Lima Imam (Zaidi). Syiah Dua Belas Imam menjadi kelompok terbesar dan paling berpengaruh. Syiah Dua Belas Imam memiliki populasi terbesar mereka di Timur Tengah yang berpusat di Iran dengan Ayatollah Ali Khamenei, Irak dengan Ayatollah Ali al-sistani dan di Bahrain.